Kepemimpinan dan Manajemen
Kalau kita ingin mengetahui apa istilah Islam untuk istilah teknis kepemimpinan dan manajemen dalam arti modernnya yang diperluas, kita sebut saja irsyad (petunjuk, pimpinan, arah) dan rusyd (kematangan), atau hidayah (petunjuk) dan rusyd. Menurut terminologi Islam, kemampuan memimpin disebut hidayah dan irsyad, dan kemampuan mengelola sama dengan apa yang disebut rusyd dalam yurisprudensi Islam (fiqih).
Dalam bahasa biasa dan bahasa Persia sehari-hari, rusyd adalah kualitas fisis yang berkaitan dengan tubuh, namun sebagai sebuah istilah fiqih, rusyd adalah kualitas yang berkaitan dengan perkembangan mental. Artinya adalah kematangan untuk memahami, bukan kematangan fisis. Bila seorang anak telah mencapai kematangan ini, maka dia pun memiliki kualitas ini. Para faqih mengatakan bahwa kematangan fisis belum cukup untuk berakad nikah. Untuk berakad nikah juga diperlukan kematangan mental. Dalam pengertian ini, arti rusyd adalah dapat membeda-bedakan dan memiliki akal sehat dan mampu memanfaatkan dan memelihara sarana hidup.
Poin kedua adalah petunjuk manusia memiliki dua segi: yang satu tak berubah, dan yang satunya lagi berubah. Ketika membahas Islam dan Tuntutan Zaman, kami sebutkan bahwa dalam kehidupan manusia ada beberapa segi yang tak berubah yang bekerja dalam struktur yang tak berubah. Segi-segi ini diekspresikan oleh prinsip moral dan hukum Islam. Dengan kata lain, orbit kehidupan manusia tidak berubah, sedangkan tahap-tahapnya berubah. Petunjuk dan kepemimpinan para nabi tergolong yang orbitnya tidak berubah, sedangkan petunjuk dan kepemimpinan manusia biasa bekerja di dalam masalah-masalah tertentu dan detail-detail yang bisa berubah. Misal, Al-Qur'an memberikan perintah untuk berjihad. Al-Qur'an memberikan petunjuk kepada siapa dan kapan jihad harus dilakukan, dan apa syarat untuk berdamai. Petunjuk dan arahan seperti ini diberikan oleh para nabi. Namun kapan, dengan komando siapa dan dengan perlengkapan seperti apa tentara bergerak, merupakan masalah detail. Ini berkaitan dengan gerakan di dalam orbit yang tak berubah.
Telah kami sebutkan bahwa kata "wali" sinonim dengan pemimpin.
Bisa saja orang mengatakan bahwa arti hidayah adalah petunjuk, bukan kepemimpinan. Dalam petunjuk ada segi perintah, pencerahan, arahan, pendidikan dan pengetahuan, sedangkan kepemimpinan mengandung arti mobilisasi di jalan tertentu. Konsepsi kepemimpinan meliputi tindakan seperti merumuskan gagasan, memobilisasi kekuatan, mengorganisasikan orang dan meluncurkan gerakan.
Jawaban kami adalah memang benar bahwa kata hidayah mengandung arti petunjuk. Kata ini juga digunakan dalam pengertian kepemimpinan. Bukan saja itu, kata ini digunakan pula dalam pengertian memandu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Barangkali kata siyadah, qiyadah dan imamah lebih mengandung arti kepemimpinan.
Ada satu lagi masalah. Yaitu masalah perlunya kepemimpinan dan pemimpin. Poin sangat penting ini merupakan basis dari ajaran para nabi. Dalam ajaran Syiah, imamah didasarkan pada selalu diperlukannya eksistensi seseorang yang maksum.
Masalah lainnya yaitu masalah kondisi, sarana dan prinsip kepemimpinan.
Selanjutnya adalah masalah tujuan kepemimpinan.
Masalah jenis kepemimpinan.
"Pemimpin perlu benar-benar mengetahui karakter manusia, begitu pula siapa pun yang bekerja dengan orang lain pada tingkat apa pun, entah di rumah, di sekolah, di pabrik atau di organisasi lain."
Telah kami kutip sebuah hadis termasyhur mengenai bepergian. Nabi saw bersabda bahwa jika dua (atau tiga) orang bepergian bersama-sama, maka mereka supaya memilih salah satu dari mereka untuk menjadi pemimpin dan manajer mereka. Hadis ini menunjukkan betapa Islam memandang sangat penting kepemimpinan dan disiplin.
Hubungan antara kepemimpinan di satu pihak dan organisasi serta disiplin di pihak lain.
Kepemimpinan merupakan seni yang dapat dipelajari seperti seni lainnya.
Perilaku manusia ada hukum atau mekanismenya sendiri. Setiap aksi melahirkan reaksi. Kalau kita ingin bekerja enak dengan orang lain, kita perlu tahu hukum dan mekanisme yang mengatur perilakunya. Manusia bagaikan kotak misteri, untuk membuka kotak ini perlu adanya kunci khusus. Kerja sama dengannya dapat dilakukan dengan pengetahuan dan sikap baik, bukan dengan tekanan atau paksaan. Hukum perilaku manusia bukan untuk dirumuskan, melainkan untuk ditemukan seperti hukum fisika, kimia dan fisiologi. Norma dan aturan yang dibuat untuk memandu perilaku manusia akan diterima dengan baik kalau selaras dengan hukum fitrah dan perilaku manusia."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar