Daya Ikat dan Daya Padu Suatu Tim Kerja
Kedua dimensi ini membentuk empat tingkat perkembangan yang menunjukkan keadaan suatu tim.
a. Daya ikat Rendah – Daya padu Rendah
Pada timgkat ini, para anggota tim merasa tidak terikat satu dengan yang lain sebagai suatu Kesatuan Anggota Tim, di samping juga tidak memiliki keterikatan mutlak pada tujuan tim. Ini merupakan kondisi yang paling parah dalam suatu tim, sehingga tim tidak memiliki cukup kekuatan untuk mengarahkan anggotanya dalam rangka menunjang pencapaian tujuan tim.
b. Daya ikat Rendah - Daya padu Tinggi
Keadaan ini mengambarkan tingkat perkembangan tim di mana setiap anggota tidak merasakan Perlunya Bekerja Bersama setiap saat, meskipun mereka masing-masing menyadari betul bahwa pola kerja mereka secara sendiri-sendiri selama ini adalah dalam rangka menunjang pencapaian tujuan tim. Kalau tim memang tidak terlalu memerlukan adanya rasa kesetiakawanan yang erat di antara para anggota, maka keadaan seperti itu tidak menjadi persoalan benar. Persoalan kemudian muncul jika tim membutuhkan suatu suasana kekompakan yang pekat diantara para anggotanya.
c. Daya ikat Tinggi – Daya padu Tinggi
Keadaan ini merupakan kondisi ideal bagi suatu tim, meskipun dalam kenyataannya sulit dan langka terjadi. Pada tingkat ini, setiap anggota memiliki Rasa Kebersamaan yang pekat, dan sadar bahwa suasana kekompakan tersebut demi dan dalam rangka menunjang keberhasilan tujuan tim.
d. Daya ikat Tinngi - Daya padu Rendah
Tingkat perkembangn ini merupakan keadaan yang paling gawat dan berbahaya bagi tim. Soalnya, ditinjau dari sudut-sudut keorganisasian, rasa kebersamaan yang pekat di antara para anggota tanpa kesadaran yang cukup terhadap pentingnya pencapaian tujuan tim, justru bisa berbalik merugikan tim itu sama sekali. Para anggota memang merasa senang berkumpul dan bekerja bersama sebagai suatu kelompok, tapi kekompakan itu bisa saja justru dimaksudkan untuk tujuan-tujuan yang sama sekali Bertentangan dengan Tujuan Tim, tanpa mereka sadarai dengan baik.. Menghadapi situasi seperti ini, ada dua pilihan yaitu : membubarkan tim, atau berusaha menyadarkan kembali para anggota pada tujuan-tujuan tim. Sayangnya, berdasarkan pengalaman selama ini, pilihan pertamalah yang memang lebih gampang dan banyak dipilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar